Rabu, 25 November 2009

GEMPA : Satu Orang Warga Mentawai Tewas

Laporan, Iswanto. JA-Padang Ekspres
Mentawai, Padek -- Satu orang warga Mentawai yang tinggal di Padang tewas akibat tertimbun reruntuhan rumahnya di kawasan belakang Kantor Gubernur Sumatera Barat. Hingga berita ini diturunkan, belum ada data korban luka-luka dari Posko Mentawai yang dibuat di jalan Andalas Simpang Azizi Padang.
"Kita buka Posko di Padang sebagai alternatif pendataan dan pusat informasi terhadap warga Mentawai yang menjadi korban gempa di Padang. Semoga posko ini mempermudah warga Mentawai yang sebagian keluargannya menjadi korban gempa," jelas Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet kepada Padang Ekspres.
Yudas menyatakan, lambatnya data korban gempa di Mentawai akibat terputusnya informasi. Hal itu membuat Pemda Mentawai tidak bisa melaporkan kondisi Bumi Sikerei setelah di guncang gempa berkekuatan 7,9 SR, Rabu (30/9) lalu.
Diharapkannya, jaringan informasi di Mentawai harus diperluas sampai ke seluruh desa agar lebih efektif untuk memberikan informasi bencana. Sebab Kepulauan Mentawai sudah masuk daerah rawan dan siaga bencana.
"Ada 200 dusun yang menyebar di Pulau Mentawai secara terpisah dan belum mendapat jaringan informasi (telpon seluler). Jadi kalau ada gempa seperti ini tentu kita tdak bisa mendapatkan informasi keberdaan warga Mentawai yang tinggal di pelosok (di tengah hutan)," katanya.
Yudas menjelaskan, dalam keadaan darurat di Mentawai sangat susah untuk mendapatkan data yang akurat. Sebab untuk meninjau ke lokasi gempa sampai ke dusun harus melalui perahu dan menyusuri anak sungai dengan waktu puluhan jam.
"Kondisi pulau Mentawai itu terpisah-pisah. Jadi kalau mau terjun langsung ke lapangan membutuhkan waktu puluhan jam. Di samping itu, jaringan informasi belum menjangkau semua pulau yang ada di Mentawai," ujarnya.
Ia menegaskan, dalam keadaan darurat seperti ini setiap kepala dinas di Mentawai dilarang untuk meninggalkan pulau. Sebab warga membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah. Meski ada keluarga kepala dinas yang menjadi korban, diharapkan tidak terlalu lama meninggalkan pulau.
"Managemen setiap SKPD di Mentawai kurang maksimal dan harus segera diperbaiki. Sebab kepala dinas sering meninggalkan pulau tanpa ada perintah pengganti posisinya. Pimpinan boleh pergi dengan meninggalkan perintah, tapi jangan terlalu lama di Kota Padang," kritik Yudas.
Yudas juga khawatir melihat kondisi sembako di Mentawai yang kian menipis. Sebab umumnya pedagang di Mentawai belanja di Kota Padang melalui kapal yang masuk ke Mentawai. Sedangkan pascagempa kemarin, kapal masuk ke Mentawai hanya sekali.
"Saya masih menjalin koordinasi dengan PT ASDP Ferry Indonesia untuk menambah armada (kapal) perjalanan Padang-Menawai. Ini melihat kondisi stok sembako di Mentawai sudah menipis. Semua pedagang yang ada di Mentawai itu belanjanya di Padang," jelasnya.
Yudas optimis, sejak Mentawai ditetapkan daerah siaga bencana justru masyarakatnya juga siap untuk menghdapinya. Terbukti gempa minggu lalu tidak menelan korban jiwa dan luka-luka di Bumi Sikerei.
"Umumnya rumah warga di Mentawai itu terbuat dari kayu. Jadi dapat meminimalisir korban jiwa. Terbukti di Mentawai tidak ada korban jiwa dan luka-luka akibat gempa kemarin. Ini juga merupakan kesiapsiagaan warga Bumi Sikerei dalam menghadapi bencana gempa. Hanya ada beberapa fasilitas umum yang retak dan tidak laik pakai," tuturnya.
Yudas mengingatkan, setiap warga dan instansi pemerintahan untuk melakukan pembangunan rumah dan kantor harus mempertimbangkan kekuatan konstrksi bangunan. Sebab gempa kemarin umumnya merusak setiap bangunan beton yang ada di Mentawai. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar